Manajemen Bisnis

Hanya Trouble Shooter yang Diperlukan

| dilihat 1757

N. Syamsuddin Ch. Haesy

KARYAWAN tak hanya sumberdaya, bukan juga asset bagi perusahaan. Karyawan adalah investasi. Karenanya, setiap karyawan merupakan bagian dari keseluruhan organisasi dan sistem yang keberadaannya dalam perusahaan, diukur oleh kontribusinya.

Di era global, ketika kompetisi berkembang ketat dan berbasis mutu kerja, hal pertama yang perlu diraih oleh suatu aksi bisnis adalah kepercayaan. Baik kepercayaan investor, pemegang saham, dan pelanggan atau mitra usaha.

Karena itu, hanya karyawan yang mampu berperan sebagai trouble shooter atau pemberi solusi, yang harus dihargai. Harus diberi apresiasi. Sebaliknya, karyawan yang selalu memproduksi masalah, dan pandai mencari alasan, harus diberikan punishment, sanksi, bahkan sampai tingkat yang paling keras!

Bila pemimpin dan pengelola manajemen sudah melakukan upaya perbaikan terhadap karyawan yang bermasalah dan tidak ada lagi perbaikan, jangan ambil masa untuk memberi toleransi. Karena mereka akan terus menjadi produsen masalah. Bila hal tersebut terjadi, maka perusahaan yang akan menghadapi masalah.

Perusahaan-perusahaan modern yang menganut azas ‘kerja gembira’ dan bertumpu pada kreativitas dan inovasi, akan mempersempit ruang bagi karyawan bermasalah.  Sebaliknya, akan memperluas ruang bagi karyawan yang produktif, kreatif, dan inovatif.

Reif Hoffman, seorang pebisnis sukses mengatakan, tak ada alasan untuk memberi toleransi bagi karyawan yang tidak bisa menjadi bagian dari kerja kolektif memperkuat dan memperluas jaringan bisnis Anda.  Karena yang sesungguhnya Anda perlukan adalah: orang-orang yang layak dan mampu mendapatkan kepercayaan yang kuat dari Anda. Yaitu, mereka yang berdedikasi, cerdas, mampu menggerakkan tim, dan membantu Anda.

Karena perusahaan bukanlah suatu lembaga birokrasi yang menganut senioritas, dalam perusahaan yang hendak membangun diri sebagai bagian dari transformasi bisnis lebih luas, tak akan ada lagi asas senioritas.

Karyawan dan pemimpinnya hanya dibedakan oleh fungsi dan kontribusinya. Karena itu, landasannya adalah kompetensi, kapabilitas, aksesibilitas, yang sepenuhnya berpijak pada kreativitas dan inovasi.

Pemimpin dalam manajemen bukan lagi hanya patron, melainkan role model dalam bekerja. Dia menjadi parameter kinerja. Makin besar kontribusinya terhadap kemajuan perusahaan, makin kuat posisinya sebagai role model.

Daniel Goleman, salah seorang pelatih human investment training mengatakan, lihat dengan jeli kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional setiap karyawan Anda. Lalu, perhatikan dengan seksama perilakunya.

Jika kemampuan emosionalnya lemah, dalam makna tidak memiliki kesadaran diri sebagai bagian dari suatu sistem dan organisasi, maka dia tidak layak menjadi bagian dari suatu tim kerja. Terutama, karena dia akan tidak akan mampu memiliki dan mendapatkan empati serta hubungan efektif dari dan dengan lingkungan kerjanya. Tak peduli, seberapa senior dia, dan seberapa pintar dia, karyawan semacam ini tidak Anda perlukan.

Di tengah kompetisi ketat, yang diperlukan adalah terjadinya persekutuan positif seluruh karyawan. Yaitu, individu-individu yang laiknya pasangan cinta lawan jenis. Hanya mereka yang mampu berada dalam irama dinamis untuk mencapai tujuan kolektif mewujudkan harmoni, yang layak dan patut menjadi bagian dari proses creating value, menciptakan nilai bisnis.

Karena itu, setiap karyawan harus selalu mengenali dirinya sebagai bagian dari organisasi dan lingkungan sosial. Hanya mereka yang berpotensi menjadi kontributor kemajuan dan bagian utama dari proses creating value, yang berhak mendapat perlakuan baik dari organisasi dan manajemen bisnis.

Maka, bagi pemimpin bisnis, satu hal harus Anda ingat, yaitu: jangan memberi toleransi kepada mereka yang merasa menjadi bagian dari organisasi dan manajemen.  Jangan biarkan waktu dan pikiran Anda tersita dan terbuang mengurusi karyawan bermasalah. Terutama, ketika dia sudah menjadi common enemy lingkungan sosialnya.. | 

penulis seorang imagineer, trainer locus training

Editor : Web Administrator
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 248
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 474
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 465
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 438
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 248
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 344
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya