- Dibalik Kisruh Beras Impor Vietnam

Fadli Zon : Manajemen Pangan Amburadul

| dilihat 1930

JAKARTA,AKARPADINEWS.COM. POLITISI muda Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan, harus ada evaluasi terhadap kebijakan pertanian dan perdagangan nasional, sekaligus investigasi menyeluruh demi menjawab mengapa impor ilegal bisa terjadi. Manajemen pangan Indonesia amburadul. Hal itu dinyatakannya kepada media Senin (3/1/14).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu merespon kisruh beras import kualitas medium asal Vietnam yang merusak pasar dan berbuntut saling tuding antar Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan (yang menyatakan mundur per 31 Januari 2014).

Menurut Fadli Zon, aparat penegak hukum seharusnya bisa langsung menindak mafia impor beras. Sebab jika kartel pangan tidak segera ditindak, kedaulatan pangan hanya menjadi angan-angan. Fadli Zon menyatakan, masuknya beras impor kualitas Medium secara illegal dari Vietnam, menunjukkan pemerintah gagal mengelola kedaulatan pangan.

Oleh karena itu, menurut Fadli Zon, kita memerlukan pemimpin yang tegas dan kuat untuk menghilangkan perburuan rente. Kepemimpinan yang lemah, penuh keraguan, atau bersandar pada citra semata, hanya membawa kemunduran bangsa.

Ke depan, pemerintahan yang baru perlu membenahi manajemen pangan nasional yang ditudingnya amburadul. Akibatnya, impor beras dimanfaatkan kelompok pemburu rente atau rent seeker, yang bertujuan melakukan akumulasi kapital untuk membiayai aktivitas politik yang dilakukannya.

Fadli Zon yang bicara dalam kapasitas sebagai Sekretaris Jenderal HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) itu menjelaskan, harga pembelian pemerintah untuk beras lokal jenis medium adalah Rp 6.600/kg (US$ 550/metrik ton/MT), dan dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.000 (US$ 750/MT). Di pasar, harga pasar dunia untuk beras medium Vietnam adalah USD 395/MT (FoB), atau senilai Rp6.000/kg, bila dikonversi dengan harga pokok gudang di Indonesia menjadi Rp 6.000/kg. Untuk harga beras premium Vietnam adalah US$ 415/MT (FoB), dikonversi harga pokok di gudang Indonesia menjadi Rp 6.460/kg. Artinya, harga beras impor Vietnam itu, melawan HET beras premium lokal sebesar Rp 11.000.

Fadli Zon mensinyalir, selama 2013telah masuk kurang lebih 1,5 juta ton beras impor secara ilegal ke Indonesia. Hal itu dimungkinkan karena tingginya jarak harga antara beras lokal dengan beras Vietnam. Ia juga mensinyalir, telah terjadi permainan para mafia impor yang seringkali melakukan praktik kartel, yang selalu memanfaatkan kelamahan pemerintah. Umpamanya,  memanfaatkan kelemahan akurasi data pangan dan penegakan hukum.

Gita Wirjawan yang pada saat memberitahu dirinya mundur sebagai Menteri Perdagangan berjanji mengumumkan siapa saja mafia di balik ricuh beras impor dari Vietnam, itu belum juga menyebutkan hasil investigasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa juga tak menjelaskan hasil dari instruksinya kepada Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian untuk melakukan investigasi. Dia malah mengatakan tak ada yang salah di antara dua menteri itu. Tim sukses Gita Wirjawan malah mengatakan, terjadi politisasi terhadap kasus impor beras Vietnam itu. Hmmmh. | din

 

Editor : Web Administrator | Sumber : Berbagai Sumber
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1180
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Energi & Tambang