Tilik Transformasi BUMN

Atmosfir Pelayanan di Hutama Karya

| dilihat 1726

Bang Sém

Bagaimana mencermati nilai dan budaya perusahaan berjalan di suatu korporasi? Tak rumit. Rasakan saja proses interaksi sosial yang terjadi kantor pusatnya, tempat para pemimpin korporasi itu bekerja.

Ketika berkunjung ke sejumlah perusahaan dunia di berbagai negara, seperti Ferrari di Maranello, SMBC (Sumitomo Mitsui Banking Corporation) di Chiyoda-ku - Tokyo, Panasonic di Kadoma - Osaka Perfecture, Apple Inc HO Campus di Cupertino - California, dan beberapa korporat lainnya, kesan pertama diperoleh dari lingkungan.

Atmosfir nilai dan budaya korporasi, terasa di situ. Hal yang sama saya rasakan di kantor pusat Hutama Karya di bilangan Cawang, Jakarta Timur.

Interaksi dengan satpam, mulai dari tempat parkir sampai ke inhouse office line, sudah terasa 'human interaction.' Interaksi yang mencerminkan atmosfir pelayanan tanpa kehilangan integritas.

Suasana itu kian terasa di zona tempat Direktur Utama, Bintang Perbowo bekerja. Sikap dan pola komunikasi sekretaris dan asistennya, satpam, dan office boy di lingkungan Direktur Utama Hutama Karya (HK) mentransfer atmosfir pelayanan.

Kata kuncinya adalah sikap jelas dan berintegritas yang melekat pada diri Bintang Perbowo. Sejumlah tamu yang bergantian masuk dalam waktu yang relatif singkat, menampakkan suasana kosmopolit. Selain sosok Bintang sendiri, yang saya saksikan berinteraksi dengan karyawan, nampak egaliter.

Atmosfir ini menarik buat saya, karena terbangun baik di korporasi yang bergerak dalam bidang konstruksi dengan moto "Inovasi untuk Solusi," dengan tata nilai: integritas, profesional, dan fokus pada pelanggan.

Tak salah pandangan Ahmad Bambang, Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana - Prasarana Perhubungan (KSPP) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang menilai Bintang Perbowo masih diperlukan BUMN, karena berpengalaman panjang dengan leadership yang kuat dan mature (Rabu, 25/4/18).

Terutama karena fokus dan arah pembangunan bertitik berat pada pembangunan infrastruktur, sehingga memerlukan BUMN konstruksi yang kuat dan sehat secara keuangan.

Bintang yang sebelumnya berhasil memimpin PT Wika Tbk selama sedasawarsa, memulai karir dari bawah, sebagai staf seksi Rencana Keuangan PT Pembangunan Perumahan (PP), kemudian menjadi staf administrasi, lalu Kepala Urusan Administrasi, sebelum menjalankan amanah sebagai Accounting Superintendent.

Prestasi kerjanya menjadi jalan baik bagi Bintang menjabat Kepala Bagian Keuangan, lalu Manajer Divisi Keuangan Pusat, Direktur Keuangan di PP. Artinya, Bintang memang mempunyai basis manajerial dan tata keuangan yang kuat, yang memungkinkannya melakukan berbagai inovasi manajemen bisnis, di BUMN konstruksi manapun. Terutama, karena secara operasional fungsional, dia juga berpengalaman sebagai manager di beberapa proyek konstruksi. Termasuk latar akademik magister manajemen yang ditempuhnya di Prasetya Mulia.

Atmosfir pelayanan berintegritas yang terasa di kantor pusat HK, mengisyaratkan hidupnya fungsi profesional pemimpin HK (Direktur Utama dan Dewan Direksi) sebara value creator yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Pengalaman sebagai value creator di Wika Tbk yang  kemudian tumbuh berkembang menjadi korporasi yang menjadi pemain utama di bisnis Engineering, Procurement, Construction (EPC) dan Investment Company pada banyak sektor (pembangkit listrik, jalan tol, pelabuhan dan industri transportasi).

Termasuk pengalaman menggerakkan aksi korporasi Wika, sehingga menjadi 'pemain' terdepan dalam meluaskan operasinya ke luar negeri dan terus mengembangkan Engineering Procurement and Construction (EPC), investasi, dan mengembangkan sejumlah proyek infrastruktur, dengan sendirinya memberi aksentuasi pada costumer focus dengan integritas dan profesionalitas.

Dari sudut pandang imagineering (rekacita), atmosfir yang saya rasakan itu sekaligus memberikan gambaran perubahan minda (mindset) operasional, dari product  and services centric ke costumers centric.

Inilah yang memungkinkan kepemimpinan Bintang sebelumnya, mendorong Wika menjadi pemain internasional di berbagai proyek mancanegara yang tersebar di Afrika Utara (Aljazair, Libya), Timur Tengah (Dubai-UEA, Jeddah-Arab Saudi), Asia Tenggara (Malaysia, Timor Leste, Myanmar, Brunei Darussalam). Antara lain dengan mengembangkan Project Management Services (PMS), main contractor dan sub-contractor di lingkup regional dan global.

Perubahan minda yang juga sering disebut sebagai bussines paradigm, itu bertopang pada pengenalan asasi tentang costumers, khasnya terkait dengan need, want, dan interest, yang kemudian tertampak pada keragaman aksi pengembangan bisnis. Mulai dari realti dan properti, kontraktor, pengembang, transit oriented development - seperti Bus Rapid Transit (BRT), Commuter Line, Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), Automated People Movers (APM). Pun berbagai inovasi dan pengembangan intangible assets, termasuk  dalam memanfaatkan teknologi terkemuka Building Information Modelling (BIM) yang mampu memberikan gambaran menyeluruh secara 3 dimensi tentang proyek yang akan dikerjakan.

Basis pengalaman di sektor keuangan dan kemampuan menerapkan strategi keuangan 'sentralisasi dan pembiayaan mandiri,' dan fokus pada optimalisasi tingkat likuiditas korporat, dengan perubahan minda orientasi aksi korporasi, akan berdampak pada pencapaian efisiensi dan mitigasi risiko. Tentu, dengan terus memelihara prinsip: quality, safety, health, dan environment.

 Paradigma 'fokus pada pelanggan' berbasis integritas dan profesional akan memungkinkan terjadinya relasi korporasi dengan pemegang saham dan pemangku kepentingan, yang tak terpisahkan dengan relasi kepada pelanggan dan investor, akan berbuah ketegaran menghadapi berbagai fakta-fakta brutal perkembangan ekonomi gelobal dan regional yang akan berdampak pada perekonomian nasional. Termasuk perlambatan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.

Berbagai fakta brutal itu, antara lain terlihat tak hanya dari dampak ketidakpastian oleh bayang-bayang kebijakan moneter hawkish oleh The Fed (The Federal Reserve), perubahan dinamis Uni Eropa, Reorientasi bisnis negara-negara petrodolar, serta perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Yang paling mutakhir adalah seruan Presiden Donald Trumph kepada para investor Amerika Serikat untuk melakukan relokasi sentra bisnis dan investasi mereka dari China ke dalam negeri (Amerika Serikat) atau negara-negara ASEAN. Situasi ini memberikan sentimen dinamis investor global terhadap perekonomian dalam negara-negara ASEAN. Terutama, menarik kembali capital outflow baik dari bonds maupun equity market yang pernah terjadi di tahun 2018. Termasuk tekanan terhadap nilai mata uang.

Orientasi pelanggan dengan prinsip paradigma: product and services centric to costumers centric, akan menjadi alternatif untuk bertahan, eksis dan mampu mendulang profit - benefit di tengah dinamika perekonomian regional dan global. Tak cukup hanya mengandalkan analisis terkait dengan fundamental ekonomi nasional yang cukup kuat, dengan berharap pada ekonomi Indonesia yang masih dapat tumbuh positif. Terutama, karena tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia terealisasi sebesar 5,17%.

Paradigma costumer centric, merupakan nilai tambah yang kelak akan memberi bobot atas kepercayaan pemerintah kepada Hutama Karya, seperti yang tampak pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 tahun 2014 yang diperbaharui ke dalam Perpres Nomor 117 tahun 2015. Tantangan yang sekaligus peluang bagi Hutama Karya.

 Perpres tersebut merupakan penugasan pemerintah kepada Hutama Karya untuk mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 2.765 KM untuk meningkatkan konektivitas di pulau Sumatera sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera.

Aksi korporasi menyambut Perpres tersebut, seperti pola fast track antara perencanaan Detailed Engineering Design (DED) dan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan bersamaan dengan pola design and build; Aplikasi teknologi precast untuk mengantisipasi lahan yang terlambat diadakan; Pola terapan teknologi percepatan konsolidasi penurunan tanah timbunan dengan metode vacuum di tanah lunak atau rawa, mempertegas moto: Inovasi untuk Solusi.

Penampakannya jelas terlihat, pada penerapan metode Vacuum Preloading ruas Palembang – Simpang Indralaya terkait karakteristik jenis tanah yang merupakan tanah lunak; Penerapan Pile Slab dan Integrated Slab pada ruas Pekanbaru – Dumai dengan karakteristik tanah gambut; Penerapan  metode Blasting di lokasi ruas Bakauheni – Terbanggi Besar  dengan karakteristik tanah batuan yang massive, dan menggunakan jenis konstruksi terowongan (tunnel) yang direncanakan di ruas Pekanbaru – Padang, dan berbagai aksi inovasi lain.

Pilihan orientasi aksi korporasi pada costumers centric, dengan sendirinya mendorong aksi korporasi penguatan modal insan, penguasaan teknologi secara inovatif, melakukan invensi teknologi, kemampuan melakukan finance arrangement sebagai bagian dari keunggulan dalam finance viability, dan ketajaman intuisi bisnis untuk melihat peluang bisnis di pasar regional dan global.

Kekuatan kepemimpinan (dalam konteks mature leadership) yang melakat pada Bintang Prabowo -- yang egaliter dan kosmopolit - sesuai dengan karakteristik entrepreneur, menawarkan harapan terhadap kinerja Hutama Karya. Karena, Menteri BUMN Rini Soemarno menilai kepemimpinan bintang sebelumnya telah membuat kinerja BUMN yang dipimpinnya,  cukup baik karena mampu melakukan ekspansi di luar negeri.

Dari atmosfir pelayanan yang terasa di kantor pusat Hutama Karya, saya membayangkan, akan hidup kesadaran bisnis berintegritas dan profesional, bahwa melayani itu mulia. |


Baca juga : Inovasi dan Kerja Tangkas Hutama Karya Berbuah Laba

Editor : Web Administrator | Sumber : berbagai sumber
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1159
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 219
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 433
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 432
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 401
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya