- Mewujudkan Transformasi Bisnis

Alphapinene Perhutani Merambah India

| dilihat 3272

JAKARTA, AKAPRADINEWS.COM. SPIRIT transformasi bisnis perum Perhutani kian menggeliat. Hal itu terasa, ketika Selasa (22/4), Direktur Utama Perhutani Bambang  Sukmananto, melepas armada pengangkut Aphapinene yang diekspor perdana ke India. Ekspor perdana, itu sekaligus menandai komitmen Direksi dan Karyawan Perhutani, mewujudkan transformasi bisnis perusahaan itu.

Ekspor perdana yang akan membuat Alphapinene itu merambah India, menandai era hilirisasi industri Perhutani. Ekspor perdana produk α-Pinene (Alphapinene) sebesar 13,6 ton, dengan kualitas kemurnian minimal 97,5 persen, dihasilkan Perhutani Pine Chimical Industry (PPCI), pabrik baru Perhutani di Pemalang.

Bambang Sukmananto menjelaskan, teknologi yang dipergunakan untuk proses produksi Alphapinene ini sederhana. Meski demikian, dari produk ini, Perhutani memperoleh nilai tambah cukup tinggi dibandingkan bila hanya produknya sampai terpentin saja. Sedangkan kebutuhan pasar Alphapinene dan Bethapinene di dunia mencapai 600.000 ton/tahun. Di dalam negeri, keperluan pasarnya mencapai 19.000 ton/tahun. 

“Dengan bahan baku getah Pinus yang ada, dengan pengolahan sampai derivatnya, Perhutani kedepan ditargetkan akan menjadi pelaku bisnis industri pine chemical penting di dunia,” ungkap Bambang.

PPCI Pemalang, saat ini berkapasitas bahan baku feed stock 24.500 ton/tahun getah pinus. Kapasitas produksi terpasang gondorukem (gumrosin) 17.150 ton/tahun; turpentin 3.675 ton/tahun;  Alphapinene 6.000 ton/tahun, Betapinene 112,5 ton/tahun; Gliserol Rosin Ester 18.000 ton/tahun; terpineol 1800 ton/tahun. PPCI merupakan satu-satunya pabrik derivat terpadu, terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara.  

Pabrik itu menempati lahan  seluas 6,3 Ha dengan bangunan seluas 2,5 Ha, didukung 80 tenaga kerja langsung. Beroperasinya pabrik baru ini dipastikan berdampak sosial ekonomi positif bagi masyarakat sekitar pabrik khususnya dan Kabupaten Pemalang umumnya.

Pembangunan PPCI dimulai dengan studi kelayakan (2010). Kementerian BUMN menyetujui rencana pabrik derivatif gondorukem dan terpentin Pemalang, itu 31 Mei 2011. Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, melakukan ground breaking pabrik, itu 19 Desember 2011.

Bambang berharap, PPCI di Pemalang ini diharapkan dapat berproduksi sesuai kapasitas produksi terpasang, supaya nilai tambahnya maksimal. Perhutani sebagai urutan ke tiga produsen derivat Gondorukem dan Terpentin di dunia, menurutnya baru berkontribusi 10persen dari kebutuhan pasar, sedangkan China sudah mencapai lebih dari 70persen dan Brazil mencapai 11persen.

Dari nilai investasi Rp 208.7 Miliar, akan dihasilkan nilai tambah derivat gondorukem sebesar 20persen-30persen dan derivat terpentin 50persen-60persen. Dengan harga produk antara USD 2.000 sampai dengan USD 4.000,  bahkan ada yang mencapai USD 15.000 per ton. Hal ini akan menambah pendapatan dan keuntungan perusahaan.

Perhutani sedang melakukan proses transformasi industri dari produksi hulu berbasis kayu dan sumberdaya hutan, ke industri hilir, berupa produk olahan sumberdaya hutan. BUMN yang khusus mengelola hutan di Jawa seluas 2.4 juta Ha. Meliputi hutan jati 1.261.465,81 Ha (52persen), hutan pinus 876.992,66 Ha (36persen), Damar, Mahoni, Akacia, Sengon, Kesambi, dan lainnya.

Pohon pinus yang disadap menghasilkan getah pinus. Getah pinus ini diolah di pabrik melalui proses melting, scrubber dan pemasakan menghasilkan produk Gondorukem atau Gum Rosin dan Terpentin. Proses lanjutan destilasi terpentin akan menghasilkan produk turunan α-Pinene (Alphapinene), Bethapinene, D-limonen, D-carene. Sedangkan proses lanjutan produk Gum Rosin melalui easterifikasi dan flacking menghasilkan Glycerol dan Rosin Ester.

Sebelum acara ekspor perdana dimulai, Direksi dan keluarga besar Perhutani melakukan khitanan massal, pengobatan gratis, donor darah, cukur gratis, sembako gratis. Selain itu, dilakukan juga penyerahan bantuan bina lingkungan, berupa rehab MCK sekolah, pembuatan MCK desa, bantuan pagar sekolah, bantuan buku anak SD Surajaya 04 di desa Surajaya, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang. Pelepasan ekspor perdana PPCI ini merupakan rangkaian acara puncak peringatan hari jadi Perhutani ke 53 tahun, diperingati di Jakarta 29 Maret 2014 yang baru lalu. | Noora

Editor : Web Administrator
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 220
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 434
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 432
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 402
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 502
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1584
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1373
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya