Depresi

| dilihat 2184

PAGI baru merekah. Abu Nawas nampak tergeletak di pembaringan salah satu rumah sakit jiwa, sudut kota Baghdad di alaf lampau.  Wajahnya pasi. Tak seperti biasanya, kini ia kehilangan keceriaan dan kecendekiaan. Abu sedang kehilangan kecerdasannya.

Atas perintah khalifah Harun al Rasyid, ia mesti dirawat di situ. Beberapa tabib ahli jiwa, pun didatangkan. Tak ketinggalan, dikirim juga kurma kesukaannya dari Madinah. Tapi, Abu Nuwas masih terteruk derita.

Apa pasal Abu harus dirawat di rumah sakit jiwa?

Dia mengalami depresi mental, lantaran gagal menjadi anggota Majelis Syura. Suatu badan yang bertugas menjalankan fungsi legislasi, mengesahkan undang-undang yang disiapkan kaki tangan kekhalifahan. Majelis itu juga berwenang mengesahkan belanja negara, dan melakukan kontrol sosial terhadap penyelenggaraan pemerintahan di bawah khalifah.

Ketika direkonfirmasi ke rumah sakit, memang kelihatan Abu Nuwas dalam keadaan depresi. Ketika dikunjungi isteri dan anaknya, ia hanya menatap nanar. Tak lagi bercakap-cakap seperti biasanya.

Saat disuapi nasi briyani oleh isterinya, ia tak merespon seperti biasanya. Padahal, nasi briyani merupakan hidangan yang paling mengundang seleranya.  Kue kaak yang selalu menjadi pengisi juada saat minum gahwa atau syahi sore hari, juga diabaikan begitu saja. Para tabib kehilangan akal untuk membangkitkan kembali semangat Abu Nuwas.

Kegagalan menjadi anggota Majelis Syura, lantaran tak seorang pun khalayak yang memilihnya, membuat Abu Nuwas merasa kehilangan eksistensi. Sang isteri bercerita, sebelum dimasukkan ke rumah sakit jiwa, Abu sempat mengeluh: “Habislah sudah eksistensiku di negeri ini”. Sang isteri yang berusaha menghibur, tak bisa berbuat apa-apa.

Isterinya sungguh masygul menyaksikan kondisi Abu yang tak ceria lagi. Apalagi ketika perawat menjelaskan, selama beberapa malam, Abu meracau. Bak sedang berkampanye. “Pilih aku, Abu Nuwas nan sohor, cerdas cendekia, bijak bersahaja. Tandai namaku dengan tinta cintamu”, begitu racauan Abu seperti yang ditirukan perawat.

Abu terkena depresi mental, akibat terlampau ambisius saat mengikuti pemilihan anggota Majelis Syura. Ia habis-habisan mengeksplorasi daya dan upayanya. Termasuk menggadaikan rumahnya, yang tak bisa ditebus lagi, begitu ia gagal menjadi anggota Majelis Syura.

Kondisi tak elok yang sedang diderita Abu Nuwas, membuat Khalifah Harun al Rasyid trenyuh. Khalifah yang biasa melakukan inspeksi ke lingkungan masyarakat, akhirnya menjumpainya. Aneh. Ketika dikunjungi khalifah, Abu Nuwas mau diajak bicara. Karenanya, sangat wajar bila tabib, perawat, serta isterinya gembira menyaksikan pertemuannya dengan khalifah.

Khalifah justru prihatin dengan pertemuannya itu. Pasalnya, percakapannya dengan Abu Nuwas berlangsung tak seperti biasanya. Terjadi distorsi komunikasi.

Ketika khalifah menanyakan kabarnya, Abu justru bercerita tentang keledainya yang selalu terperosok ke dalam lubang yang sama. Ketika khalifah bertanya tentang kesehatannya, dia bercerita tentang kambing gembalanya yang beranak harimau. Ketika khalifah memuji misainya yang elok, ah... Abu Nuwas bicara tentang kematian kucing kesayangannya.

Semua prihatin, ketika melihat Abu Nuwas meraung menangisi kucing yang dikhayalkannya mati terseret jubah khalifah. Ketika menyaksikan khalifah meneteskan air mata mengekspresikan keprihatinan, Abu Nuwas malah tertawa terpingkal-pingkal. “Mengapa menangis keledaiku, katakan padaku apa maumu?”, ujar Abu Nuwas, membuat khalifah tersentak. | 

Editor : Web Administrator
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 218
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 430
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 429
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 399
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 200
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 375
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 221
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya