Allan Nairn Jurnalis Cempeng

| dilihat 2267

APAPUN alasan yang dikemukakan Allan Nairn yang mengaku wartawan investigasi Amerika Serikat, bagi saya dia bukan jurnalis sejati. Tak berkelas dan tak pantas dihargai. Sama kelasnya dengan jurnalis yang limbung oleh beragam opini kemasan, sehingga menyebabkannya tidak lagi punya integritas.

Allan Nairn bagi saya tak lebih dari rubbish journalist. Perangainya tak elok. Sama dengan perangai sejumlah jurnalis, peneliti, dan akademisi asing yang cawe-cawe di kubangan politik Indonesia. Terutama, karena Nairn telah mengabaikan prinsip dasar profesi jurnalis, yaitu tidak mengungkap wawancara off the record, dan membunuh nara sumbernya sendiri.

Nairn setara dan sekelas dengan wartawan abal-abal di Indonesia yang tidak memahami hakekat asasi kode etik jurnalistik, code of conduct. Perbuatannya tidak hanya merusak nara sumber yang seharusnya dia lindungi sesuai prinsip etika profesi. Jauh dari itu, perbuatannya membuka hasil wawancara dalam konteks investigasi (yang juga masih harus kita verifikasi dan rekonfirmasi) dapat menjadi bagian dari berkembangnya noise information di kalangan publik Indonesia. Hal tersebut bisa dipandang bagian dari insinuasi provokatif yang tak bertanggung jawab.

Data, informasi, dan hasil wawancara yang dinyatakan off the record, selain tidak boleh disiarkan oleh di wartawan yang melakukan wawancara dan medianya. Juga tidak boleh disiarkan oleh wartawan dan media lain yang menempatkan Allan Nairn sebagai nara sumber. Terutama karena pengungkapan suatu informasi tanpa verifikasi dan rekonfirmasi justru akan membuat informasi menjadi rancu dan dubieus.

Oleh karena itu, apapun informasi yang datang dari Allan Nairn harus dianggap atau dipandang informasi sampah, rubbish information. Lebih empat dasawarsa bergelut di dunia jurnalistik, di dalam maupun di luar negeri, baru kali ini  saya melihat jurnalis – dengan beragam atribut – melakukan tindakan yang bodoh.

Dalam diskusi ringan dengan beberapa kolega, wartawan Singapura dan Malaysia, saya tegaskan, Allan Nairn adalah contoh sosok jurnalis yang hilang kepribadian, gegabah, dan licik. Ia menggunakan keterangan off the record nara sumbernya yang dapat menjustifikasi bermainnya jejaring kepentingan politik asing dalam konteks politik dalam negeri Indonesia.

Apa yang dilakukan Allan Nairn (dengan alasan apapun) tidak bisa ditolerir. Tindakan dia sudah masuk ke dalam wilayah ‘mencampuri urusan politik dalam negeri.’ Apapun kepentingannya dan siapapun mereka yang ada di balik perilaku bodoh Allan Nair, harus dipandang sebagai bagian dari kejahatan kemanusiaan. Terutama, karena yang dia lakukan merupakan bentuk lain dari upaya adu domba antar kelompok dan golongan masyarakat yang sensitif. Juga pembunuhan karakter bagi nara sumber yang diwawancarainya (dalam hal ini adalah Prabowo Subianto).

Dari sisi lain, apa yang dilakukan Allan Nairn dapat mendegradasi kepercayaan publik, khususnya nara sumber, terhadap jurnalis lainnya. Hal ini sekaligus mengandung makna, Allan Nairn secara sengaja tak sengaja telah melemahkan aksi operasi jurnalistik, yang muaranya adalah pelemahan kemerdekaan pers secara lebih luas.

Dari kesemua itu, yang penting dicatat adalah: Allan Nairn (kalau benar seorang jurnalis) bukanlah jurnalis berkelas. Ia tak lebih dari jurnalis cempeng yang hanya berharga di kalangan pengudap informasi sampah... !! |

Editor : Web Administrator
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 233
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 405
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 255
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 937
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1168
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1429
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1577
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya