Siapakah perempuan?
Daripadanya kita melangkah memasuki misteri
Tanpa harus melewati bingkai-bingkai nyata
Yang kita tempatkan di seluruh beranda dan bilik tidur
Rumah peradaban kita
Pernahkah kita berfikir tentang mereka
Tentang bagaimana perempuan harus ditempatkan
Di dalam irama kehidupan kita?
Perempuan adalah keperkasaan
yang sengaja disembunyikan Tuhan
Keperkasaannya adalah magma
terus gembara bersama geloranya
Sekali sekala membuncah lahar
menembus lapisan bumi
Sekali sekala merontokkan batu gunung
Jadikan bukit merata bumi
Tanpa mereka kita selalu sulit
mencari makna hakiki
Atas setiap aksara bertulis:
semangat dan keberanian
Perempuan adalah akal budi bersulam pekerti
Hampar tenun kasih sayang dan tanggung jawab
Yang selalu sengaja
dimasukkan ke dalam tempurung misteri
Tempat mereka sansai tanpa daya
Tempat air mata mengalir dan sedih memburai
Pada mereka segala perasaan dibebankan
Segala pengertian dan kepahaman diwajibkan
Padahal pada mereka kita selalu dapatkan makna
Atas hakikat keadilan dan kearifan
Yang sering kita curi kesesandingannya
Sampai mereka memekik suara hati:
Bertanding memandu hala
Perempuan adalah angin menderu
di samudera luas raya
Memacu perahu kehidupan melaju
Menantang siapa saja
Menguji keberanian
melawan badai kehidupan
Merekalah angin misteri
di luar empirisma kita
Yang kerap diturunkan Tuhan
‘tuk selamatkan palksa
Ketika seluruh sendi perahu sukma
Porak peranda di terjang badai
dan angin puting beliung
Siapakah perempuan ?
Sudah seberapa jauh kita mengenalinya
Dalam kesungguhan pengertian
Kedalaman kefahaman
Siapakah perempuan?
Seperti bagaimanakah mereka?
Di tatap pandang nanar kita
Melihat dunia berubah
musim berganti
Tak pernah henti
Siapakah perempuan?
Bagaimanakah
kita menghargainya?
Bagaimanakah
Kita memberi maruah baginya?
Perempuan adalah bayu menderu
Mengantar kita ke bukit-bukit zaman
Mengantar kita menapak ke puncak-puncak dunia
Dalam pelukan kasih sayangnya
Kita tenggelam laksana bayi dalam buaian
Sepanjang sejarah peradaban
Merekalah hulu kehidupan kita
Mereka juga muara asa hidup kita
Pada merekalah kita memahami
Cinta sungguh bermakna membuat hidup penuh hakikat
Karena merekalah kita mengerti
Makna kasih sayang yang tak usai sudah diselami
Dalam kelembutan sapa mereka
Kita beroleh jutaan makna
Yang sering secara sengaja kita abaikan
Dalam ketulusan dan keikhlasan
kasih sayang mereka
Nafsu berubah jadi cinta
Cinta berubah jadi nafas kehidupan kita
Siapakah perempuan?
Yang dalam belai lembut jemari mereka
Kita lena menghitung masa berlalu
tak lagi mengenal kata dan angka
Yang sandaran kepalanya
Ketika rebah pasrah dan cinta
Kita menggerai cindai
menuliskan asa di masa yang akan tiba
Di atas hampar keikhlasan cintanya
Kita melangkah
Mengunjungi gelanggang pertaruhan
Bertanding kuat
Menguji keberanian dan keperkasaan
Menjadi johan atas nama kasih sayang
Kepadanya kita pulang setiap kali kalah
menghadapi tantangan menghadang
pada cermin nurani kesadaran
Tuhan menghadirkan perempuan
Karena pada mereka Ia menitipkan kegaiban
dan diam-diam kita disadarkan:
Tuhan sengaja mencipta perempuan
Laksana sungai-sungai misteri kebajikan
Yang tak pernah bisa dijangkau
Hingga seluruh batas empirisma lumat dalam pukau
Dan kita tak pernah bisa sepenuh kecerdasan
Memahami keperkasaan yang Tuhan berikan
Meski hanya sesaat seketika sekejapan
Dan kita seringkali hanya pandai menggambarkan mereka
Laksana bunga-bunga penebar wewangian Tuhan
Tanpa pernah paham
Melalui mereka
Tuhan meletakkan harumnya
maruah dan darajah insaniah
Yang seketika boleh mengubah segalanya
Kepada mereka kita meminta keikhlasan
Selepas teruk lunglai dilumat penghianatan
Perempuan memberi untuk kita dengan sedikit meminta
Karena merekalah yang dicipta dan dipilih Tuhan
Menjadi ibu kehidupan
Tempat Dia menyimpan kasih sayang
Perempuan adalah lazuardi seluas cakrawala
Yang padanya membentang bianglala
Keindahan yang memegahkan kaki langit
Tempat Tuhan mengalirkan keindahan-Nya
Perempuan adalah fatamorgana
Memantulkan gelombang realitas
jadi ilusi dan fantasi mengembara jadi imajinasi
musafir di perjalanan cita-cita
Memantulkan kesetiaan matahari
Tempat kita harus selalu menguji diri
Mengeja kefasihan
Atas makna harapan dan impian
Kepada merekalah kita selalu datang
Mencari seluruh makna dari setiap ketidak-tahuan kita
Menemukan kepandiran
berselimut kuasa bersimbah kata
Maka tak ada lagi yang boleh diperdebatkan
Muliakanlah mereka
Karena pada merekalah
kemuliaan diletakkan Tuhan
Hormatilah mereka
Karena pada merekalah
kehormatan dipertaruhkan
Sayangilah mereka
Karena mereka dicipta
sebagai mata air kasih sayang
Mengalirkan cinta tanpa hati
Menyediakan kasih sayang tak berbilang
Menghimpun daya kehidupan dan penghidupan
Lindungilah mereka
Laksana hutan melindungi mata air
Laksana cakrawala melindungi samudera
Tempat Tuhan menyimpan perlindungan
Dalam dekap kasih sayang
sejak dalam kandungan
Suntinglah mereka
Karena Tuhan mencipta dan memilih mereka
Sanding kehidupan tak tertanding
Belahan jiwa seiring jalan
menembus gelap remang
Melenggang di jalan terang
Tempat kita menemukan hakekat makna bahagia dan derita
Dalam berbagi cerita berbagi rasa
Tempat kita semestinya pulang
Membawa segala yang telah Tuhan hidangkan
Merekalah cahaya
Yang ujung berkasnya menukik tajam
ke seluruh rongga sukma
Kristal-kristalnya menghidupkan kesadaran kita
‘tuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
Jangan pernah sisihkan mereka
dari seluruh relung kehidupan kita
Tempatkan mereka pada tempat di mana
seharusnya mereka ada
Jadikanlah mereka cermin
Wahana kita mengenali diri
Mencari kedalaman makna
Tentang siapakah kita sesungguhnya?
Perempuan adalah tirai misteri Tuhan
Tempat kita selalu ditantang
menjawab tanya:
Di manakah batas ketiadaan dan keberadaan kita
Perempuan adalah rumah keabadian
tempat kenyamanan dan kegelisahan dipertautkan
dan harmoni dipelajari tak berkesudahan
tempat kita belajar tentang anak dan keturunan
tempat kita belajar tentang pengasuhan dan pendidikan
kealpaan dan kema’afan
Perempuan adalah pilar-pilar
Tempat kemuliaan dan harmoni kehidupan ditegakkan
Tempat surga dititipkan
Dan neraka disembunyikan
(Jakarta – Kuala Lumpur, 8 Januari 1994) | sem haesy