- Silaturahmi Alumni Bea Siswa Budaya Indonesia

Budaya Jawa dan Indonesia Penting di Belanda

| dilihat 2596

DENHAAG, AKARPADINEWS.COM. Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag, belum lama berselang menggelar temu alumni dan peserta program Bea siswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) 2014, Para penerima bea siswa berkunjung ke Indonesia untuk waktu tertentu.

Tahun ini, yang mendapat giliran untuk berbagi pengalaman adalah Joy Kartanegara (2011), Rennie Roos (2012), Dewi Venselaar (2013). Mereka mentransfer pengalamannya selama di Indonesia kepada Jilly Knoll dan Shara Arifin.

Jilly Knoll telah terpilih sebagai salah satu dari 60 peserta Program BSBI (Reguler) 2014 dari berbagai kawasan dunia dan Sharah Arifin terpilih sebagai peserta dari 10 Program BSBI (Kekhususan) 2014 yang diikuti oleh 10 peserta dari berbagai kawasan dunia.  Keduanya akan menyelesaikan program selama 3 (tiga) bulan untuk memperdalam kebudayaan Indonesia dan mempererat hubungan Indonesia dengan Belanda.

Program semacam ini, menurut sejumlah warga negara Belanda asal Indonesia sangat bermanfaat. “Sangat memberi wawasan tentang budaya Indonesia,” ujar Mela, perempuan Indonesia yang menikah dengan pria Belanda. Dia berupaya agar anaknya, Ayesha dapat mengikuti program ini. “Supaya mereka mengenal budaya separuh leluhurnya yang dulu saling berperang,” tukas ibu muda yang tinggal di Lelyland, antara Amsterdam – Rotterdam itu.

Hal yang sama dikemukakan oleh Yoga, mahasiswa Universitas Amsterdam yang melihat perlunya beasiswa itu, mengingat di Belanda puluhan ribu warga masih kuat memegang adat istiadat Jawa dan Maluku. Banyak yang masih menggunakan bahasa Jawa, meski tak bisa berbahasa Indonesia.

Yoga mengisyaratkan, sarjana-sarjana sastra Jawa dari Indonesia, umpamanya dari Universitas Indonesia juga perlu dikirim ke Belanda untuk mempelajari begitu banyak naskah Jawa yang tersimpan dan berada di Belanda.

“Di Indonesia mungkin orang tidak memandang penting sastra dan budaya Jawa atau sastra dan budaya Nusantara, di sini sangat penting,” ungkapnya. Bagi Mela sendiri, pengetahuan tentang sastra Jawa diperlukan oleh warga keturunan Indonesia yang berbahasa Ibu dan budaya Jawa. Supaya pengetahuan mereka tentang akar budaya Jawa juga kuat.

Kennis van de Java literatuur die we nodig hebben hier,” ungkapnya. Paling tidak untuk menyempurnakan berbagai even bernuansa Indonesia dan Jawa di Belanda yang setiap tahun digelar melalui Pasar Malam yang kini berkembang menjadi ajang budaya. “Dangdut pun dikenal di sini melalui acara itu,” ungkap Mela. |  Willy - Amsterdam

 

Editor : Web Administrator | Sumber : KBRI Den Haag
 
Energi & Tambang
Polhukam
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 242
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
05 Mar 24, 08:18 WIB | Dilihat : 421
Anak Anak Abah Menghalau AI Generatif
22 Feb 24, 11:50 WIB | Dilihat : 316
Jalan Terjal Perubahan
18 Feb 24, 05:52 WIB | Dilihat : 271
Melayari Dinamika Kebangsaan dan Demokrasi
Selanjutnya