Bintang Gerilya Raden Saleh

| dilihat 4181

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | Dalam lukisan bertajuk Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, maestro seni lukis Indonesia, Srihadi Soedarsono menyematkan medali perang gerilya miliknya kepada sosok Raden Saleh. Lukisan itu menjadi penanda pengakuan Raden Saleh sebagai pejuang tanah air.

Kenangan kolektif bangsa Indonesia terhadap figur Raden Saleh tak selamanya manis. Dalam periode tertentu, sang pelukis perintis Mooi Indie ini dianggap sebagai “anak Belanda” dan karya lukisnya dirasa tak berpihak dengan tanah airnya.

Salah satu tokoh seni rupa modern Indonesia, Sudjojono pernah memberi komentar negatif terhadap karya Raden Saleh. Dia menilai Raden Saleh tak memiliki rasa kebangsaan dan keberpihakan terhadap tanah airnya sendiri. Anggapan itu didasarkan pada karya Raden Saleh berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro yang dianggapnya menggambarkan kekalahan sang pangeran, pahlawan bagi tanah airnya.

“Saya tidak sependapat bila seorang pelukis pribumi yang berasal dari tanah Indonesia melukiskan pahlawannya pada saat ditangkap Belanda dalam keadaan pasrah, loyo, tidak bertenaga,” ungkap Sudjojono dalam katalog pameran.

Ketidaksetujuan Sudjojono lebih lanjut dituangkan dalam sebidang kanvas. Berbeda nuansa dengan Raden Saleh, dia justru melukis Diponegoro dengan gagah berani saat pertempuran Kejiwan (letaknya di antara Kalasan dan Prambanan) melawan tentara Belanda yang dipimpin oleh Mayor Sollewijn. Dalam pertempuran itu Diponegoro memperoleh kemenangan.

Beberapa pelukis di masa pergerakan hingga periode 1970-an masih menyimpan anggapan negatif terhadap Raden Saleh. “Anggapan miring tentang Raden Saleh terus diwarisi hingga masa sesudah Sudjojono. Kala itu ada pula pendapat yang berkembang bahwa seni lukis Indonesia dimulai dari Sudjojono, bukan dari masa sebelumnya,” ungkap Jim Supangkat, salah satu kurator pameran Aku Diponegoro: Sang Pangeran Dalam Ingatan Bangsa.

Srihadi Soedarsono, salah satu pelukis kenamaan yang juga murid Sudjojono masih mewarisi sudut pandang itu. Di tahun 1972, Srihadi membuat sebuah lukisan yang menampilkan Raden Saleh dengan berbagai lambang modernitas yang carut-marut. Lukisan berjudul Raden Saleh dalam Seragam Baru itu, menurut Jim, merupakan bentuk kritik Srihadi kepada pemerintahan Soeharto yang ke barat-baratan, feodalis, dan militeristik. Segala dosa Orde Baru ditampilkan Srihadi pada sosok Raden Saleh. Stereotipe itu tumbuh bak jamur.

Hasil peneliti kajian seni dan periset lainnya tentang Raden Saleh, membantu mengubah cara pandang berbagai kalangan dalam mendudukan Raden Saleh. Salah satu hasil penelitian yang komprehensif dikerjakan oleh sejarawan asal Jerman, Werner Kraus. Banyak pihak terperangah dengan hasil karya Werner. Ia berhasil merekonstruksi simbol-simbol anti-kolonial pada lukisan berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro, Kajian itu menjadi titik tolak berubahnya persepsi negatif berbagai kalangan terhadap Raden Saleh.

Sewaktu penggarapan pameran yang berlangsung di Galeri Nasional, dari tanggal 6 Februari-8 Maret 2015, Jim selaku kurator mengundang Srihadi untuk ikut berpartisipasi. Tawaran itu disambut baik olehnya. Dia melukis sosok Raden Saleh bersanding dengan Diponegoro pada sebuah kanvas besar berukuran 200 x 260 cm. “Dian sangat antusias. Saya menyaksikan saat-saat Srihadi menyematkan bintang perang gerilya miliknya pada sosok Raden Saleh. Srihadi berkata bahwa Raden Saleh memang orang jenius,” ujar Jim.

Srihadi menerima anugerah Bintang Gerilya RI, Satyalantjana Peristiwa Perang Kemerdekaan I & II, atas baktinya dalam perang mempertahankan kemerdekaan. Ia menjadi anggota Tentara Pelajar. Di rentang 1945-1948 ia turut membuat poster-poster untuk Balai Penerangan Divisi IV BKR/TKR di Solo. Ia pernah merasakan dinginnya dinding bui, ketika patroli militer Belanda menangkapnya. Ia kemudian dilepaskan ketika Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 desember 1945.

Kita dapat menyaksikan perubahan persepsi tentang Raden Saleh dari pelukis juga veteran, Srihadi. Ia hidup di dua masa berbeda persepsi tentang Raden Saleh. Ia pun mengalami proses pengubahan persepsi itu. Ia tak hanya menggambar Raden Saleh, juga memberi pengakuan terhadapnya. Lewat lukisan itu “Raden Saleh telah diakui sebagai pahlawan bangsa,” pungkas Jim Supangkat.

I Dirga Adinata

 

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 527
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1621
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1400
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 534
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1058
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 286
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 752
Momentum Cinta
Selanjutnya